Ampersands & angle brackets need to be encoded.

Selasa, 31 Januari 2012

PENJOR


hAi.haihai masih dalam kehangatan GALUNGAN upzzz, . . sesuatu sarana terpenting yg lupa saya postingkan. . yaitu PENJOR.. berikut ini untuk lebih jelas apa itu penjor
Penjor terbuat dari sebatang bambu yang ujungnya melengkung. Ada dua jenis penjor, yaitu penjor hiasan dan penjor sakral. Penjor hiasan biasa dipasang pada acara lomba atau pesta seni. Sementara penjor sakral dipergunakan pada acara keagamaan seperti Galungan yang jatuh pada hari ini 
Perbedaan antara kedua penjor ini terletak pada isi dan kesakralannya. Penjor sakral berisi perlengkapan seperti adanya pala bungkah yang terdiri dari umbi-umbian, pala gantung yang isinya kelapa, nanas, pisang, mentimun dan pala wija yang berisi padi atau jagung, serta sesajen.
Pemasangan penjor Galungan dilakukan pada hari Anggara Wage wara Dungulan yakni sehari sebelum Galungan yang biasanya jatuh pada hari Selasa. Sedangkan pencabutan penjor biasanya dilakukan pada hari Redite Umanis Langkir yaitu sehari setelah Hari Raya Kuningan. Kuningan sendiri merupakan rangkaian dari perayaan yang jatuh sepuluh hari setelah Galungan.

Umat Hindu di Bali pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bila rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/daun enau yang muda serta daun-daunan lainnya (plawa). Perlengkapan penjor Pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan Sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit.
 
Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.
 
Penjor Galungan adalah penjor yang bersifat relegius, yaitu mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan, dan wajib dibuat lengkap dengan perlengkapan-perlengkapannya.

Dilihat dari segi bentuk penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananta bhoga. Selain itu juga, penjor merupakan simbol gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Hiasan-hiasan adalah merupakan bejenis-jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dll. Untuk buah-buahan mempergunakan padi, jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija dan pala gantung, serta dilengkapi dengan jajan, tebu dan uang.
 
Oleh karena itu, membuat sebuah penjor sehubungan dengan pelaksanaan upacara memerlukan persyaratan tertentu dalam arti tidak asal membuat saja, namun seharusnya penjor tersebut sesuai dengan ketentuan Sastra Agama, sehingga tidak berkesan hiasan saja. Sesungguhnya unsur-unsur penjor tersebut adalah merupakan symbol-simbol suci, sebagai landasan peng-aplikasian ajaran Weda, sehingga mencerminkan adanya nilai-nilai etika Agama. Unsur-unsur pada penjor merupakan simbol-simbol sebagai berikut:
- Kain putih yang terdapat pada penjor sebagai simbol kekuatan Hyang Iswara. 
- Bambu sebagai simbol dan kekuatan Hyang Brahma. 
- Kelapa sebagai simbol kekuatan Hyang Rudra. 
- Janur sebagai simbol kekuatan Hyang Mahadewa. 
- Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Hyang Sangkara. 
- Pala bungkah, pala gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu. 
- Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu. 
- Sanggah Ardha Candra sebaga: simbol kekuatan Hyang Siwa. 
- Upakara sebagai simbol kekuatan Hyang Sadha Siwa dan Parama Siwa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Copyright 2010 SAY KRISNA
Welcome to SAY KRISNA